Puisi : Mars dan Bumi (Wanita Mars dan Pria Bumi)

Aku terbangun ditengah-tengah tidurku, ada yang masih kurang rupanya dihari ini. Aku pandangi ponsel, tepat saja kau belum sampai rumahmu, masih rumahmu belum menjadi rumah kita.
Aku dengar kawan setiaku sedang berbunga-bunga, ia mendapatkan sebuah lagu romantis dari pria pejuang buku, ah sungguh manis rasanya. Tapi entah mengapa aku rasa lebih manis dirimu, saat kau berikan aku  sepotong surat suci untukku. Aku tak ingin kalah, kau adalah terbaik.

Hingga aku ingat, suatu malam yang menyiksa. Sudah banyak lembaran buku aku baca tapi tak jua aku dapat terlelap. Aku benci, karena esok aku masih harus bergulat dengan hari yang sibuk. Semua itu adalah penyebab kopi.

Bukan salahnya, tapi aku adalah sebagian dari minoritas dibumi ini yang tak pandai menikmati kopi, beberapa kali aku coba untuk menikmatinya, tapi sialnya aku terperangkap dalam satu ilusi "bahwa aku akan terjaga sepanjang malam, memandangi waktu sendirian, dan itu menyiksa".

Mungkin kita berjodoh Bima.. karena kita lebih menyukai coklat dibandingkan kopi yang diagung-agungkan itu. Biarlah coklat terlihat seperti penipu,  tapi ia lebih dapat menenangkan hatiku. Sesungguhnya ia ditakdirkan memiliki dua jenis  pahit dan manis. Aku bersyukur kau lebih menyukai coklat panas yang manis.

Coklat dan Teh, dua hal yang berbeda. Bagai Bumi dan Mars, keduanya tetap berbeda tapi NASA tetap menyakini kemiripan mereka.
Kau penggila coklat, dan aku penikmat teh. Kau manusia Bumi, aku manusia  Mars, perbedaan ini membawaku lebih menikmati hidup.
Coklat panas yang manis seperti cintamu, dan caramu mencintaiku.. manis, sangat manis.

Comments

Popular Posts