Hei! jangan lupa tidur, jangan lupa makan.
Berapa belas kasih sayang yang kau terima, setelah aku pergi? --
Mungkinkah tidak ada perbedaannya?
Tanya ku kepada mu yang masih setia memenuhi layar ponsel ku.
.
.
Seperti manusia yang sedang belajar berjalan, aku mulai merangkak kembali, menapaki jalan kehidupan ku sendiri.
Ah! Bosan sekali rasanya merindukan mu sambil khawatir, khawatir kau terserang flu, sebab pulang mu selalu diatas jam satu pagi.
Jangan sinis dulu, biarkan aku membabi buta menjelaskan segala perasaan yang masih saja dengan senangnya bergerombol dihatiku yang sempit ini.
.
.
Salah siapa?
Kata seseorang yang mendengarkan rengekan ku.
Salahku, ini adalah salahku.
Jawabku berkali-kali dengan yakin, apa yang telah terjadi adalah salahku.
.
.
Lalu? Kenapa masih saja tidak merelakan?
Kata mu kala aku meminta mu kembali.
Aku takut sendirian, takut perasaan mu hilang, takut tidak ada yang menginginkan ku lagi.
Jawab ku tergesa-gesa .
.
.
Jadi.. setelah berbulan-bulan tidak berbicara dengan mu, tidak juga melihat punggung mu, apalagi mencium aroma tubuhmu.
Raga ku, instingku, bahkan kadang hati kecil ku masih mencari-cari kamu.
Mungkinkah kamu disana? Apakah kamu dirumah? Sudahkah kamu tidur? Apa hari ini kamu marah?
Banyak pertanyaan yang selalu membuatku penasaran.
Sampai sekarang.
Sampai sekarang aku masih berharap, ada telpon masuk darimu, sekedar bertanya posisi paket misalnya.
.
.
Raja dari segala penguasa. Seperti waktu itu saat aku baru mencintaimu, aku masih ingin memiliki mu dengan utuh.
Dari ujung rambut, hingga ujung kuku jari ibu kaki mu. Aku ingin mengurus mu dari jam Satu pagi, hingga jam 12 malam. Aku ingin berdiskusi dengan mu dari topik soal bumi datar hingga tentang bagaimana caranya agar cacing bisa berbobot empat ribu dalam satu putaran permainan. Aku ingin melakukan semuanya, dari usiaku yang menginjak 24 tahun hingga ajal ku datang. Aku ingin terus berjalan, beriringan dengan mu. Dari depan pintu rumahku, sampai depan pintu rumah mu. Aku ingin.
.
.
Tapi seperti "ingin" yang lainnya, yang hanya bisa di aamini dikala ingat Tuhan. Sebagai manusia biasa yang tidak memiliki superpower seperti tokoh Marvel dan DC aku hanya bisa pasrah dan mencoba melewati setiap gelisah dengan baik.
.
.
Raja dari segala penguasa.
Aku tau kabar mu baik.
Bahkan jauh lebih baik, ketimbang dulu ketika ku atur gerak mu.
Aku tau kabar ku baik.
Mencoba menjadi baik, ketimbang harus membandingkan orang baru yang datang dengan mu.
.
.
Hei!
Aku dengan senang hati, ikut bahagia dengan kebahagian mu.
Jangan terlalu sibuk, kamu bukan mesin.
Inget makan, inget tidur.
Kamu lebih manis jika pipi mu cabi.
Jangan kurus, permintaan ku yang terakhir.
.
.
Sarah Mutmainah
23 Maret 2021
Comments
Post a Comment