Topeng
Saya tau ini sangat melelahkan. Banyak pekerjaan yang harus segera selesai, tapi tabungan tak kunjung penuh jua. Saya paham betul, karena saya adalah kamu.
Belakangan ini isi kepala saya mulai penuh lagi, timbul hasrat untuk menulis lagi, tapi bingung apa yang harus saya tulis. Ketika rasanya sudah tidak ada lagi yang dapat di ceritakan dengan manis, atau dengan nada yang tersedu-sedu. Ternyata saya salah banyak hal yang belakangan ini tidak saya ceritakan lewat media manapun, hal tersebut yang membuat saya menjadi seperti orang lain, berubah melewati poros yang biasa di jalani.
Banyak hal yang ingin di keluhkan, semakin lama hidup di dunia ini saya baru menyadari hal yang dikeluhkan bukanlah soal perasaan saja, tapi masih banyak lagi. Mengeluh tentang hari yang begitu panjang, mengeluh tentang jalanan yang sangat macet dan penuh polusi, mengeluh tentang orang-orang yang tidak ramah, dan hal-hal lainnya yang cukup menganggu.
Dari semakin keluhan itu terpaksa diri ini menikmati, walau sulit, jijik, menyebalkan, bahkan di luar nalar, saya, dan kamu harus segera beradaptasi. Hingga akhirnya saya atau mungkin kamu memiliki topeng untuk menutup diri dari segala keluhan.
Pengap, pusing, gerah ketika topeng harus digunakan bersembunyi dari banyak keluhan, agar terlihat tegar, terlihat baik-baik saja, sehingga tidak perlu di khawatirkan, atau bahkan di kucilkan.
Saya tau kamu sedang menggunakan topeng itu, bahkan mungkin saya tidak pernah sekalipun meliahat wajah mu yang sebenarnya. Dibalik topeng itu mungkin kamu sedang menangis, atau tertawa terbahak-bahak setelah menangis sesenggukan. Banyak yang kita sembunyikan untuk sekedar bertahan hidup. Barang-barang branded yang kita pakai tak ayal hanyalah sebuah topeng untuk menutupi ketidak berhasilan dibelakang. Postingan di media sosial yang kita unggah juga merupakan topeng untuk menutupi keadaan sebenarnya.
Saya tau ini menjijikkan ketika harus tunduk pada sesuatu hanya untuk mendapatkan makanan esok hari. Tapi inilah yang terjadi. Bukan hanya kita berdua, saya rasa seluruh manusia melakukannya.
Comments
Post a Comment