Di mulainya sebuah cerita
Gagah..
Cerita ini dimulai ketika kamu membuatku tertarik soal perantauan, menjadi mandiri seperti mu adalah impian yang ingin ku lakukan, banyak cerita manis yang terlontar dari pesan singkat mu, yang kelama-lamaan membuat imajiku bahwa kita sedang berbicara langsung. Katamu, menjadi seorang perantau kadang menyakitkan jika mengingat orang rumah yang telah renta, kamu rindu ibu, rindu ponakan mu yang lucu-lucu. Katamu, menjadi perantau itu seru dapat pergi ketempat yang baru, menemukan teman baru yang beraneka ragam dan terkadang aneh. Gah, dari banyak cerita yang kamu ceritakan itu, yang paling aku sukai adalah saat kamu membereskan kosan dan bercerita bahwa telah membeli kasur baru. Kamu bisa mengeritkan dahi setelah membaca ini atau memberi pernyataan kepda ku bahwa kamu adalah bukan siapa-siapa. Ya! memang kamu hanya seorang laki-laki biasa, penggila MU, penyuka martabak, penikmat kopi, kutu buku, dan seorang yang menyukai kesendirian. Bisa kamu katakan bahwa aku berlebihan karena terus meneurs menulis tentang kamu, jika kamu mau mengetahuinya itulah kelebihan mu, dapat diceritakan tanpa ada habisnya. Sebuah tokoh yang akan selalu muncul dalam setiap tulisanku pada akhirnya, jangan bertanya mengapa, jawabannya adalah mungkin kamu inspirasi yang diberikan Tuhan kepadaku untuk dapat menulis panjang.
Gagah..
Pada akhirnya kamu mengetahui juga bahwa Gagah adalah kamu, hal ini membuat aku kikuk dalam menulis, bingung, takut, malu, Tapi.. aku harus menulis, karena aku rasa mimpi ku untuk menjadi penulis pelan-pela telah dibukakan. Maka, izinkan aku menulis banyak tulisan tentang kamu, walau aku telah bersikeras untuk sejutek mungkin mengahdapkan kamu yang ambigu itu.
Rasanya sulit menulis puitis ketika hati terasa bercabik-cabik, tapi mungkin lebih baik menuliskan terang-terangan disini, memberitahu kepada siapapun yang membaca bahwa perasaan itu tidak bisa ditolerir ketika menemukan tempatnya.
Jika cerita tentang kamu berawal dari perantauan, maka cerita tentang kamu hanya bisa berakhir jika perantauan mu telah berakhir juga.
Jika boleh saran Gah, jangan lupakan mimpi mu untuk kepulau Komodo, berpetulangalah sejauh kaki yang kamu bisa, potretlah alam yang kamu lihat, tulislah semua yang kamu alami. Tapi, jika Ibu berkata jangan, berhentilah disisinya , berarti ada rencana lain yang telah Tuhan siapkan.
Satu lagi..
Jangan suka share lokasi kesembarangan orang, nanti kamu diculik.
_Cirebon 12 Maret 2018_
Comments
Post a Comment