November - Puisi
Tidak ada merdu apalagi tarian untuk bersuka cita.
Tdak ada senandung apalagi perayaan untuk kemenangan.
Berakhir-berakhirlah dengan damai
Tanpa luka dan risau yang panjang
Tanpa perih yang berlarut-larut
Bolehlah aku bersenang hati
Cintaku berakhir dengan damai
Dia yang kukira pujaan ku
Berlari kencang setalah mencuri hatiku yang telah kurengut susah payah
Kukira dia adalah Bima
Ternyata Bima hanya khayalan belaka
Kepulan asap rokok itu berubah menjadi mala petaka
Kopi dan capuccino itu berubah menjadi racun
Tak ada penengah tak ada benang merah
Kisah ini ku akhiri dengan kesepakatan
November telah datang..
Seperti penyelamat diakhir yang kejam
Kuputuskan untuk pergi dan tinggalkan
Tanpa ingin tau janji apa yang belum selesai.
Aku telah menjelma menjadi manusia berbeda
Aku tak akan lagi percaya
Pada bualan Desember yang manisnya tak terkira.
Ku ucapkan. Selamat Tinggal..
Selamat tinggal ...
Tdak ada senandung apalagi perayaan untuk kemenangan.
Berakhir-berakhirlah dengan damai
Tanpa luka dan risau yang panjang
Tanpa perih yang berlarut-larut
Bolehlah aku bersenang hati
Cintaku berakhir dengan damai
Dia yang kukira pujaan ku
Berlari kencang setalah mencuri hatiku yang telah kurengut susah payah
Kukira dia adalah Bima
Ternyata Bima hanya khayalan belaka
Kepulan asap rokok itu berubah menjadi mala petaka
Kopi dan capuccino itu berubah menjadi racun
Tak ada penengah tak ada benang merah
Kisah ini ku akhiri dengan kesepakatan
November telah datang..
Seperti penyelamat diakhir yang kejam
Kuputuskan untuk pergi dan tinggalkan
Tanpa ingin tau janji apa yang belum selesai.
Aku telah menjelma menjadi manusia berbeda
Aku tak akan lagi percaya
Pada bualan Desember yang manisnya tak terkira.
Ku ucapkan. Selamat Tinggal..
Selamat tinggal ...
Comments
Post a Comment