Kenapa si Transportasi online?

Dududududu Sarah nulis kembali~ oke sekarang siapa yang nunggu tulisan Sarah keluar?? *Hening.. oke engga ada. Engga kenapa-kenapa, saya akan tetap menulis walaupun pengunjung blog saya kurang dari seratus orang.

Saya sudah berjanji kepada diri saya agar tidak menulis tentang cinta lagi, sudah bukan zamannya galau di blog. Hahahaha. Jadi kabar baik untuk kalian yang membaca blog saya, kalian tidak akan menunjukkan kegalauan remaja yang beranjak dewasa ini. Insyaallah kalian akan menemukan titik berat, serta pelajaran yang dapat diambil. *Ekspresi datar

Saya menulis blog ini di angkot yang sedang ngetem menunggu penumpang, dengan terikan khas nya "Perum perum perum..." Jam juga sudah menunjukan waktu magrib! Alhamdulillah saya sekarang tidak berpuasa. Ini salah atau duka menaiki transportasi umum yang ini, lama.. Mungkin itu alesan mengapa sekarang banyak beberapa orang yang berpindah hati dari angkutan umum ke transportasi online. Ya, banyak kasus yang terjadi bentrokan antara dua kubu tersebut.

Di Cirebon, yaitu kota asal dan tempat tinggal saya. Transportasi online merupakan hal yang baru dan menjadi angin segar untuk kalangan seperti saya ini. Kenapa? Karena bosan dengan lama dan kejebak macetnya naik angkot. Awalnya saya sempat khawatir akan terjadi demo besar-besaran kubu angkot seperti di ibukota sana, tapi hingga kini semua damai dan tentram. Rupanya para pemilik angkot di kota saya ini memiliki rasa yang lebih peka, mereka mensiasati angkot mereka dengan gratis WiFi, walaupun hanya 1 : 50 angkot yang seperti itu. Tapi menurut saya itu merupakan hal yang lebih bijak dan hal yang sangat bijak menyikapi perkembangan zaman seperti ini.

Yap, betul sekali bahwa katanya transportasi online itu tidak memiliki izin operasi, atau bisa dibilang mereka merupakan "maling" konsumen transportasi umum. Saya tidak ingin membela transportasi online sebenernya, tapi transportasi online ini bisa menjadi alternatif bagi kita ketika berada di situasi yang sangat terburu-buru, males desek-deaekan di angkot , selain itu tarifnya cukup murah.

Saya juga punya cerita sendiri, kenapa orang kini lebih memilik transportasi online dibandingkan angkot. Saya dari Grege mall ingin pulang kerumah saya di Jl.Kesambi, jika saya naik transportasi online itu hanya 5 menit dengan tarif Rp.5000, tapi jika saya naik angkot saya harus muter sangat jauh jaaaauh sekali walaupun hanya membayar Rp 4.000 , tapi waktu yang saya tempuh hampir 1 jam.

Memang banyak sekali perbandingan dan pendapat tentang dua kubu transportasi ini, tapi apapun pendapat dan pilihan dalam memilih transportasi umum janganlah sampai membuat keributan sehingga semakin memecah belah bangsa ini. Benar atau tidaknya dengan adanya transportasi online ini sangat membatu masyarakat yang memang sangat memerlukan pelayanan cepat dan murah, bagai saya sendiri walaupun sudah sering menggunakan transportasi online saya tetap setia menggunakan angkot, karena memang sudah menjadi kebiasaan, begitu juga dengan masyarakat lainnya.

Mau tidak mau perkembangan zaman akan terus meningkat, mungkin besok-besok akan ada kereta bawah tanah di Cirebon dan di kota-kota lain, atau kereta cepat seperti di negara Jepang. Maka dari itu saya sangat mengapresiasi para pemilik angkot yang memasang WiFi gratis untuk tetap memikat pelanggannya. Selain itu juga dengan semakin banyaknya transportasi umum diharapkan meminimalisir para pengguna kendaraan pribadi untuk mengurangi macet.

Selamat malam.
Mohon maaf jika banyak pendapat yang salah ditulisan ini.

Comments

Popular Posts