Desember

Bulan Desember telah datang Gah,  hujan terus menerus membasahi hari-hari dibulan ini,  hawa menjadi dingin dan terkadang beku untukku.  Aku ingat saat terakhir aku berjumpa denganmu di penghujung November lalu,  saat itu adalah saat dimana aku dengan segenap hati merelakanmu atau lebih tepatnya menerima dengan besar hati bahwa hatimu , perasaanmu,  dan perhatianmu bukanlah untukku.

Tak apa Gah,  aku tidak bersedih, hujan pun bukan tangisan aku lagi,  bukan ungkapan sendu karena kamu lebih memilih dia, wanita unik,  yang pandai membuat kopi hitam, dibanding aku wanita yang dengan luluh lantak mencintamu tanpa alasan jelas,  tapi Gah kau tak usah risau itu adalah dahulu,  dipengujung November kemarin.

Kini aku dengan bangga melihatmu memilihnya, menghabiskan waktu bersama,  membaca buku,  serta novel populer sekarang,  bersama kopi dan senja yang menemani kemersaan kalian itu. Aku dapat dengan bahagia mengetahui fakta,  bahwa wanita itu telah menjadi kekasihmu Gah,  walau terkadang masih seringku bertanya. "Apa kurangku untukmu? ". Seiring November yang telah habis,  bunga Desember mulai memekar, menawarkan kecerian.

Tiba-tiba Gah, aku dipertemukan oleh pria yang amat memujaku,  dia perlahan-lahan mengetuk pintu hatiku yang saat itu telah kosong darimu Gah,  hati yang telah tidak berpenghuni lagi.  Dia datang bak malaikat disiang terik kegusaran ku, mengulurkan tangan,  menawarkan bantuan yang siapapun tidak akan pernah menolaknya.

Dalam singkat waktu hatiku terpaku juga padanya Gah,  pada pria yang selalu memintaku membaca surat Al-Waqiah, memintaku untuk bertutur lembut,  dan mengajakku bertarung bersama menghadapi masa depan yang masih samar.

Aku terperangkap pada hatinya, sedikit hingga membukit perasaan yang dulu telah tercecer berserakan ditanah karena tidak pernah kau tampung itu, kini terwadah dengan rapih dengan dirinya.

Gah, pada akhirnya aku menemukan pria yang pantas aku perjuangkan,  yang dengan rela memberikan kehidupannya padaku. Gagah,  pada akhirnya kita akan memiliki kekasih sendiri-sendiri.

Untukmu Gah berbahagilah dengan wanita pilihanmu itu. Kini Nada telah berada ditempat yang tepat dengan pria yang melindunginya.

Aku selalu mendoakan kebaikanmu Gah.
Begitupun untuk Priaku,  aku selalu mendoakan kebaikannya,  dan kebaikan kami.

Comments

Popular Posts