Mencari

Sendu beranjak pergi, turun dari anak tangga yang sesungguhnya tak pernah usai hingga Sendu menyadari sesuatu.

Sesuatu itu adalah sebuah rasa, rasa tercekik yang berada dipangkal lehernya, rasa sesak yang ada didadanya, rasa linu yang ada disetiap sendinya, saat Sendu mendengar namanya disebut atau hanya diucapkan tak bermaksud.

Sendu terus berlari, banyak pintu, banyak tangga, banyak musik, banyak hidangan, namun tak jua sendu menemukannya, tak jua sendu melihat bayangannya.

Entah mengapa rasa itu semakin hari terus meledak-ledak, Sendu tersiksa, mungkin  bisa mati dibuatnya. Kini Sendu berada di anak tangga 1890, namun tetap  tak bisa melepas sakit itu.

Hingga Sendu menyadari sakit itu berasal dari hatinya.
Sendu buang hatinya, Sendu lepaskan jauh-jauh, hingga ujung bumi lebih jauh dari itu, hingga planet mars bahkan lebih jauh dari itu.

Sialnya saat hatinya ia buang, Sendu menemukannya tepat dianak tangga 2900, anak tangga terakhirnya

             ****

Setelah Sendu menemukannya, tepat saat Sendu kelelahan, dan hatinya yang sudah terlampau jauh  ia buang.

Sendu hanya tersenyum dan melewatinya begitu saja.

Asa melambaikan tangan, Sendu tak peduli, Asa menariknya, Sendu terdiam, Asa terdiam, mereka sama-sama diam, mereka bicara, ah salah mereka membatin sendiri-sendiri.

Asa berkata "kemana saja kamu?". Sendu menjawab " aku lupa". Asa berkata lagi "kenapa lama?". Sendu menjawab " apa kamu menungguku?."

Lalu Asa bercerita : aku menunggumu disini tepat ditempat ini, aku kebigunggan, aku mencarimu dimana-mana, diseluruh horizon, diseluruh antariksa, diseluruh dunia, diseluruh celah-celah lubang semut, tapi kamu tak ada.

Hingga akhirnya aku bertemu pria tua, dia berkata padaku "ada wanita manis, dia berlari sambil menanggis, sedang mencari pria, sepertinya kalian cocok, kalian sama-sama mencari". Aku langgsung bertanya " dimana dia tuan, dimana!?". Dia menjawab "dia di tangga, yang memiliki anak tangga 2900".

Setelah itu aku mencari tangga diseluruh dunia ini, aku hitung anak tangga itu satu per satu dari tangga-tangga itu. Akhirnya setelah menghabiskan 1000 bulan aku menemukan tangga itu. Tapi entah mengapa aku tak jua melihatmu, hingga aku putuskan menunggumu dibawah sini, terus menunggu, berapa lama aku tak tau, hingga akhirnya kini aku menemukanmu juga.

Setelah Asa bercerita Sendu menanggis, entah mengapa Sendu masih bisa menanggis, padahal hatinya sudah tak ada. Sendu berkata pada Asa " Aku bodoh". Asa menjawab "Aku lebih bodoh". Mereka  terdiam kembali.
  
  ***

Waktu terus berjalan, mereka terus saja terdiam ada yang disesali, tapi mereka lebih tau untuk apa disesali. Waktu terus berlanjut, terus berputar mereka semakin menua. Hingga akhirnya...

Asa : "Tak seharusnya, kamu kelelahan mencariku, seharusnya kamu duduk manis dirumahmu, mempersiapkan diri. Untuk apa kamu berlari-lari, seharusnya aku yang mencarimu".

Sendu : " Kamu tak nampak-nampak, semua orang pergi dengan pasangannya, aku sendirian. Rumahku sunyi, aku tak suka sunyi, aku harus mencarimu, tapi aku tersesat, aku mau pulang, tapi tak tau jalan pulang".

Asa : "Lantas, sekarang dimana hatimu? Masih adakah? Apa kamu simpan dengan baik?".

Sendu menanggis sejadi-jadinya, kakinya gemetar ia hampir jatuh, tapi Asa menompangnya, Asa mengelus rambutnya. Asa begitu merindukkanya.

Asa :" Tidakkah kamu tau, aku telah kehabisan banyak waktu  hanya untuk mencarimu, kini saat aku bertemu denganmu, kamu tak punya hati". Asa sangat bersedih.

Sendu : " aku bisa apa? Aku lelah, rasanya sakit sekali, maaf aku bodoh..".

Asa : " kamu salah, aku lebih bodoh".

Sendu menatap mata Asa yang terlihat marah, namun rapuh.

Asa : " aku kelelahan mungkin sama sepertimu, kita sama-sama lelah. Tapi kita tetap berjodoh".

Sendu semakin bingung.

Asa : " sejauh apapun kamu membuang hatimu, lebih jauh dari bumi, bahkan lebih jauh dari mars, hatimu adalah bagian dariku, ia seperti bumerang kembali pada tuannya, sebelum kamu sampai aku lebih dulu menemukan hatimu. Hatimu yang tertulis namaku, itulah mengapa aku tak bisa pergi dari sini".

Setelah perbincangan yang panjang mereka berjalan bersama, menghabiskan waktu bersama, hingga tua bersama. Selama-lamanya.

~~~happy ending ~~~

  ***

Sekeras apapun kita mencari, jika bukan jodoh. Kita mau apa?

Cirebon. 26 Januari 2017

Comments

Popular Posts