Berbau Kelabu

Inginku pergi jauh.
Meninggalkan segala jenuh.
Kelam derita yang keruh.

Ku tatap langit yang sendu.
Nanar melihat diriku yang berdebu..
Usang dan berbau.
Berbau kelabu.

Bukan tak pandai bersyukur.
Hanya saja sudah banyak yang kutabur.
Entah mengapa hasilnya kabur.
Mengurung ku dalam tanah yang terkubur.

Aku berjanji menjadi sahaja.
Dapat mengarungi samudera dunia.
Namun tak jua terlaksana

Aku malu.
Pada janji yang telah ku ketuk Palu.
Tak jua aku dapat berlalu.
Dari waktu yang terus membeku.

Sakit jiwaku.
Begitu menusukku.
Rusak segala imanku.
Rusak segala pendirianku.

Aku lelah.
Nestapa pada keringnya lembah.
Peruntungan terpecah belah.
Aku kalah.

Janjiku menjadi busuk.
Aku tak berani masuk.
Kedalam rumah yang begitu sejuk.
Aku merasa begitu terpuruk.

Tuhan mengapa ini begitu sulit?
Celah-celah begitu sempit.
Aku terjepit.
Rantai-rantai membelit.
Aku tak bisa banyak bekutik.

Janji menjadi janji.
Harapan kosong untukku sendiri.
Entah mengapa seperti duri.
Menusukku seperti belati.
Sakit hingga ulu hati.
Ingin usai namun belum waktunya berhenti.

                             Cirebon, 27 Agustus 2016

Comments

Popular Posts