Terimakasih untuk waktu luangnya..
Hari ini serba hujan..
Berawal dari hujan dan berakhir dengan hujan..
Jam 11 pagi tadi . bukan pertemuan pertama tapi ini adalah hari penting buatku. "Hari penting?" Iya karena hari ini adalah pembayaran hutang aku dengan seseorang..
Berawal dari Maryamah Karpov. Mimpi-mimpi lintang, bisa dibilang seperti mimpi-mimpiku. Bayangkan saja menemukan novel Maryamah Karpov sangatlah sulit. Tapi berkat seseorang semuanya jadi begitu mudah.
Hari ini...
Berkat novel itu aku berjanji akan mentraktir makan . sebenarnya ini seperti alasan "klise" agar dapat bertemu lagi seperti bulan lalu..
Percaya atau tidak dari pagi sudah aku siapkan.. Bukan penampilan ku, tapi rasa nerveous dan perasaan salting yang akan terjadi.. Aku terus berdoa agar tidak bertingkah konyol didepannya..
Jam 11 tiba..
Awalnya hujan deras lama kelaman menjadi rintik. Seperti sambutan atau ucapan dukungan.. Entahlah~
Diawali dengan tujuan pertama mengunjungi teman lama.. Berusaha senetral mungki. "Jangan tatap matanya" gumamku terus dalam hati. "Jangan!". Dan berhasillah aku lolos dari tingkah tingkah konyol ku.. Walau ada beberapa detik kaku untuk memulai pembicaraan dengannya..
Hal yang tak disangka adalah salat berjamaah dengannya. Ini aneh , tapi menyenangkan, dibawah awan yang mendung semua terasa lebih damai, walau raga tetap terasa gerah. Anehnya walau hujan suasana tetap gerah.
Walau kesal karena hujan. Tapi sesungguhnya aku senang karena seperti hujan ikut menari-nari meledekku yang sedari tadi menahan rasa nerveous.
Ini bukan kencan. Tapi membayaran janji.
Tibalah ditempat makan yang sebenarnya sudah aku pikirkan 1 bulan yang lalu. Canggung! Itulah kesan pertama saat duduk disampingnya. Agak kesal karena dia lebih memilih melihat tayangan bola dari pada aku yang disampingnya. Tapi itu hanya 5 menit pertama...
Menit-menit selanjutnya ditemani roti bakar dan hujan yang semakin deras, kami berbincang ria, aku menagih cerita-ceritanya, kami tertawa, membaca, mengobrol ringan, dan segalanya..
Entah kenapa waktu terasa lama. Bukan tidak menikmati, tapi perasaan was-was takut melakukan hal yang salah. Hujan terus deras sesekali aku menegeluh. Padahal bukan hujan yang salah, tapi hatiku yang gaduh. " apakah aku masih secantik pagi tadi saat berdandan?" . "apakah cara makanku salah?". " apakah dia mulai bosan berbincang denganku?". Pertayaan demi pertayaan mulai merongrong keras dalam otakku...
Dengan ditemani hujan, semuanya menjadi lebih berwarna . waktu yang telah lama ditunggu, menjadi lebih banyak cerita karena hujan. Terimakasih untuk waktu luangnya... :)
Comments
Post a Comment